LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI CANDI BOROBUDUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
(DIY)
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
dalam
Menempuh Ujian Akhir
pada
Madrasah Aliyah Negeri Rancah
Disusun
:
Reza Pahlevi
NIS.
1112.1.0061
JURUSAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
MADRASAH
ALIYAH NEGERI RANCAH
KABUPATEN
CIAMIS
TAHUN
2013
LEMBAR
PENGESAHAN
Nama : Reza Pahlevi
Nomo Induk :
1112.1.0061
Kelas :
XI
Jurusan :
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Judul :“ZAT KIMIA YANG DIGUNAKAN
SEBAGAI ALAT PEMELIHARAAN CANDI BOROBUDUR”
Pembimbing,
Ira
Ayu Rahayani Trisulo S.Pd
NIP.197407102005012003
Diketahui
dan disyahkan oleh
Kepala
Madrasah Aliyah Negeri Rancah
Drs.
A. Edi Rohman, M.Pd
NIP.
196409231994031002
KATA
PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim,
Puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya alhamdulillah
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “ZAT
KIMIA YANG DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT PEMELIHARAAN CANDI BOROBUDUR”laporan
ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional pada Madrasah
Aliyah Negeri Rancah tahun pelajaran 2013/2014.
Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi
penulisan, ejaan maupun pembahasan.Maka penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun khususnya dari pihak pembimbing.Guna menjadi bekal
pengalaman dan perbaikan dalam penulisan laporan berikutnya.
Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
yang terhormat:
1. Ibu
Ira Ayu Trisulo S.Pd selaku pembimbing dalam penyusunan laporan hasil
penelitian;
2. Ibu
Yaya Rahmatiyah S.Ag, selaku Wali kelas XI jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA);
3. Bapak
Drs. A. Edi Rohman, M.Pd. selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri Rancah;
4. Dewan
Guru beserta Staf Tata Usaha MA. Negeri Rancah;
5. Ayahanda
dan Ibunda tercinta;
6. Saudara
dan Rekan seperjuangan yang telah memberikan dukungan secara moril.
Semoga
amal baik mereka mendapat imbalan yang setimpal dan berlipat ganda dari Allah
SWT.Amiin.
Rancah, 2013
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................... .... 1
A. Latar
Belakang .................................................................................. 1
B. Perumusan
Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan
Penulisan .................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 3
A. Candi Borobudur .................................................................................. 3
B. Zat Kimia .............................................................................................. 4
C. Pemeliharaan .. 5
BAB IIIPEMBAHASAN .................................................................................. 6
A. Cara pengawetan candi dengan menggunakan zat kimia .. 6
B. Manfaat pemeliharaan candi .................................................................. 7
BAB IV
PENUTUP ............................................................................................ 9
A. Kesimpulan ............................................................................................ 9
B. Saran .. 9
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu program untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.Pendidikan didapat tidak hanya di sekolah tetapi
diluar sekolah pun kita dapat memperoleh pendidikan, contohnya sewaktu saya
bersama teman-teman sekolah study tour ke Yogyakarta dan sekitarnya.Dari tour tersebut kami
mengunjungi beberapa obyek wisata diantaranya candiBorobudur.
Alam memang
selalu menyajikan keindahan dirinya untuk kita pandang.Dunia ini memang unik,
dia selalu menyajikan panorama untuk kebutuhan manusia, hanya saja manusia
masih kurang menjaga keindahannya.Sehingga tidak sedikit alam yang menjadi
korban ketamakan dan keserakahan mereka.Borobudur yang terletak di Jawa Tengah
tepatnya di kabupaten Magelang, bisa saja pupus keindahannya kalau kita
mengabaikannya. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan merawat dan menjaga
borobudur yang menjadi peninggalan bangsa Indonesia tersebut. Sehingga,
kesadaran inilah yang menjadikan penulis mengangkat topik tentang “ZAT KIMIA YANG DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT PEMELIHARAAN CANDI
BOROBUDUR”
![]() |
B. Perumusan Masalah
Supaya dalam
pembahasan dan penulisan laporan penelitian ini lebih terarah dan mudah untuk
memahami terhadap masalah yang penulis teliti, maka penulis merumuskan
masalah-masalah yang diteliti sabagai berikut:
1. Bagaimana
cara memelihara candi borobudur?
2. Apa
manfaat memelihara candi borobudur?
3. Apa
yang di maksud zat kimia?
4. Bagaimana
proses pemeliharaan candi Borobudur
C.
Tujuan
Penulisan
Penulisan yang penulis lakukan beberapa tujuan, yakni
sebagaiberikut:
1. Untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Akhir pada Madrasah Aliyah
Negeri Rancah;
2. Untuk
mengetahui tentang Candi Borobudur.
3. Untuk
mengetahui pengertian Zat kimia.
4. Untuk
mengetahui proses pemeliharaan candi borobudur.
5.
Untuk mengetahui manfaat pemeliharaan
candi borobudur.

LANDASAN TEORI
A. Candi
Borobudur
Candi Borobudur merupakan contoh salah
urus warisan budaya baik dalam pengelolaan pelestariannya maupun pemanfaatannya
sebagai objek wisata.Itulah yang menyebabkan konflik antara masyarakat
sekitarnya dengan pengelola Candi Borobudur tak pernah usai.
Menurut ahli arkeologi publik Bambang
Sulistyanto dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional,
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, pengelolaan Candi Borobudur masih
menerapkan pandangan konservatif yang menerapkan warisan budaya sebagai sesuatu
yang ekslusif dan hanya pemerintah yang berhak mengelola.
Sementara saat ini dalam arkeologi global,
lanjutnya, telah berkembang luas paradigma baru bahwa pengelolaan warisan
budaya harus menged pankan peran serta masyarakat.

Karena itu, warisan budaya tidak lagi ditempatkan sebagai
sesuatu yang ekslusif, dan bukan pula milik arkeolog maupun antropolog,"
jelas Bambang, di sela-sela Lokakarya Menggali Potensi Geologi dan Arkeologi
Purbalingga untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, di Kabupaten
Purbalingga, Selasa (11/8).
Oleh karena itu, dia mengatakan, sudah
saatnya bagi pemerintah untuk segera mengubah pandangannya terkait pelestarian
warisan budaya yang selama ini kurang memberdayakan masyarakat setempat.Hal itu
pula yang sebaiknya segera dilaksanakan untuk menyelesaikan konflik masyarakat
dengan pengelola Candi Borobudur.
"Candi Borobudur harus segera
direhabilitasi.Sebab saat pertama kali candi itu dikonservasi, peran serta
masyarakat setempat menjaga kelestarian Candi Borobudur sudah berjalan
baik," katanya.
Peneliti utama Pusat Penelitian dan
Pengembangan Arkeologi Nasional, Prof Harry Truman Simanjuntak pun mengatakan,
pemerintah bukan lah segalanya dalam menjaga kelestarian warisan
budaya.Sebaliknya, kunci kelestarian warisan budaya berada di masyarakat
pendukungnya itu sendiri.
Untuk itu pemerintah tidak perlu
memberikan penyeluhan terus menerus, melainkan cukup memberikan contoh nyata
yakni membuka peluang bagi masyarakat untuk ikut serta melestarikan warisan
budaya yang ada di daerahnya."Masyarakat pasti mengerti kalau diberi
pemahaman.Dalam hal ini tentu tetap ada ekses-ekses lain, tapi setidaknya dapat
dieliminir dengan pemberian pemahaman yang baik," jelas Truman.
Begitu juga konservasi Situs Trowulan,
dikatakan Bambang, masih sarat dengan pengaruh birokrasi.Hal itu menyebabkan
timbulnya kekeliruan dalam penggunaan terminologi rehabilitasi dalam upaya
pemerintah setempat mengonservasi situs itu.
"Tak mungkin Trowulan direhabilitasi,
karena situs itu memang sudah rusak.Kalau pemerintah setempat berusaha
merehabilitasinya, itu akan mengubah konteks Trowulan yang memang rusak sejak
awal," jelasnya.
B. Zat Kimia
Zat
kimia adalah semua materi dengan komposisi kimia tertentu . Sebagai contoh, suatu
cuplikan air
memiliki sifat yang sama dan rasio hidrogenterhadap
oksigenyang
sama baik jika cuplikan tersebut diambil dari sungai maupun
dibuat di laboratorium. Suatu zat murni tidak dapat
dipisahkan menjadi zat lain dengan proses mekanis apapun.
Zat kimia yang umum ditemukan sehari-hari antara lain adalah
air, garam(natrium
klorida), dan gula (sukrosa). Secara umum, zat terdapat dalam bentuk padat, cair, atau gas, dan dapat mengalami
perubahan fase zat
sesuai dengan perubahan temperatur atau tekanan.
Konsep mengenai zat kimia terbentuk jelas pada akhir abad ke-18dengan
karya kimiawan Joseph Proustmengenai
komposisi beberapa senyawa kimia murni.Ia menyatakan "Semua cuplikan suatu
senyawa memiliki komposisi yang sama; yaitu bahwa semua cuplikan memiliki
proporsi yang sama, berdasarkan massa, dari unsur yang terdapat dalam senyawa
tersebut". Ini dikenal sebagai hukum komposisi tetap, dan
merupakan salah satu dasar dari kimia modern.
C.
Pemeliharaan
Menurut Lindley R. Higgis & R. Keith
Mobley, (Maintenance Enginering Handbook, Sixth Edition, McGraw-Hill, 2002)
pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan
tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya.
Maintenance atau pemeliharaan juga dilakukan untuk menjaga agar peralatan tetap
berada dalam kondisi yang dapat diterima oleh penggunannya. Adapun tujuan dari
dilakukannya pemeliharaan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Menjamin
tersedianya peralatan atau mesin dalam kondisi yang mampumemberikan keuntungan.
2. Menjamin
kesiapan peralatan cadangan dalam situasi darurat, misalnya sistem pemadam
kebakaran, pembangkit listrik, dan sebagainya.
3. Menjamin
keselamatan manusia yang menggunakan peralatan.
4. Memperpanjang
masa pakai peralatan atau paling tidak menjaga agar masa pakai peralatan
tersebut tidak kurang dari masa pakai yang telah dijamin oleh pembuatperalatan
tersebut.
Suatu organisasi perusahaan yang baik
paham bahwa mereka tidak boleh melihat aktivitas perawatan sebagai unsur
pengeluaran belaka.Melainkan aktivitas tersebut dapat memberikan dukungan yang
sangat penting terutama dalam kaitannya dengan peningkatan produktivitas.
Pemeliharaan yang efektif akan mengarah pada hal-hal sebagaiberikut:
1. Kapasitas
produksi terpenuhi secara maksimal.
2. Kemampuan
untuk memproduksi produk dengan toleransi khusus atau level kualitas tertentu.
3. Dapat
meminimalkan biaya per unit produk.
4. Dapat
mengurangi resiko kegagalan dalam memenuhi keinginan pelanggan yang berkaitan
dengan kapasitas produksi, leadtime serta kualitas produk.
5. Dapat
menjaga keselamatan pegawai dan masyarakat sekitar dari bahaya yang mungkin
muncul dengan adanya proses produksi.
6. Dapat
memastikan sekecil mungkin resiko yang dapat membahayakan lingkungan di sekitar
perusahaan.

PEMBAHASAN
A.
Cara Pemeliharaan
Candi Dengan Menggunakan
Zat Kimia
Abu vulkanik
Gunung Merapi yang menempel di Candi Borobudur bersifat asam korosif
sehingga membahayakan kondisi batu candi tersebut. Untuk menghilangkan
kandungan asam di batu candi tersebut, pihak Balai Konservasi Peninggalan
Borobudur melakukan pemberishan abu itu dengan menyemprotkanzat kimia natrium
bikarbonat.

Menurut dia, abu vulkanik tersebut mempunyai sifat korosif yang sangat merusak. Sifat merusak ini terlihat dari dari contoh pagar teralis candi yang belum lama dicat namun terkena hujan abu tersebut langsung berkarat.
“Dengan pertimbangaan seperti itu.Bagaimana kita menghilangkan sifat korosif yang menempel di batu. Kalau disemprot dengan air tidak bisa, nanti justru abu itu akan semakin masuk ke pori-pori batu. Oleh sebab itu, kita mencoba menggunakan zat kimia penetralisir sifat asam korosit itu yakni natrium bikarbonat,” ujarnya.
Direktur
Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Yunus Satrio Atmaja,
menambahkan, permukaan batu candi memiliki lubang-lubang kecil. Sehingga, jika
hanya disemprot air saja, justru abu yang sangat lembut itu akan masuk. “Jika
masuk, maka sifat abu yang korosif ini akan merusak batu candi tersebut,” kata
dia.
Sehingga zat
kimia natrium bikarbonat pun dibutuhkan untuk proses pembersihan sifat asam
yang menempel pada abu Merapi ini. “Natrium bikarbonat adalah sejenis soda. Ini
jika disemprotkan akan menetralisir asam korosit tersebut. Natrium bikarbonat
juga mudah diperoleh di pasaran,” kata dia.
Untuk proses
pembersihan tersebut, lanjut dia, pihaknya membawa berbagai macam peralatan
dari Jakarta sebanyak satu truk. Alat-alat itu meliputi, generator, spray,
cetok, masker dan kacamata.“Proses pembersihan ini membutuhkan waktu cukup
lama, minimal satu Minggu.Total biaya untuk membeli peralatan mencapai Rp 100
juta,” katanya.
Sementara itu,
Koordinator Kelompok Kerja Pemeliharaan Balai Konservasi Peninggalan Candi
Borobudur, Nahar Cahyandaru, menyebutkan pemakaian zat kimia natrium bikarbonat
telah melalui proses konsultasi dengan pihak dosen jurusan MIPA UGM Yogyakarta.
Menurut dosen tersebut zat kimia tersebut lazim digunakan untuk proses konservasi
loga, batu dan lainnya.“Ketersediaan bahan kimia ini cukup banyak selain itu,
juga tidak bahaya. Namun, setelah pemakaian zat kimia tersebut, apabila status
Merapi sudah diturunkan dan tidak terjadi hujan abu vulkanik lagi, akan
dilanjutkan dengan proses menyiram air sebanyak-banyaknya di semua bagian
candi. Ini dilakukan untuk menghilangkan senyawa kimia tersebut,” ujar dia.
Selanjutnya, ia menerangkan, setelah proses penyemprotan zat natrium karbonat yang berkadar 1 persen rata di semua stupa yang berjumlah 72 buah tersebut. Proses berikut adalah menutupi bangunan candi tersebut dengan terpal plastik.
Selanjutnya, ia menerangkan, setelah proses penyemprotan zat natrium karbonat yang berkadar 1 persen rata di semua stupa yang berjumlah 72 buah tersebut. Proses berikut adalah menutupi bangunan candi tersebut dengan terpal plastik.
B.
Manfaat
Pemeliharaan
Candi
Upaya pelestarian bangunan Candi Borobudur
dan Prambanan harus berbasis masyarakat setempat, kata mantan Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika di Yogyakarta, Rabu.
Seusai menjadi pembicara dalam seminar sehari "Ayo
Bangkitkan Pariwisata Yogyakarta 2012", iamengatakan, pelestarian candi
sebagai bangunan pusaka harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
masyarakat setempat.
Seminar tersebut diselenggarakan dalam rangkaian HUT Ke-31 PT
Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.
Pasalnya, konsep dasar pelestarian benda
pusaka baik berupa candi maupun bangunan lainnya harus berbasis
masyarakat.Artinya, masyarakat sekitar benda atau barang yang dilestarikan itu
harus memperoleh manfaat yang besar.
"Dengan demikian, masyarakat setempat
akan melakukan pelestarian terhadap bangunan heritage tersebut. Mereka
akan menjaga, mengawasi, dan seterusnya. Jika masyarakat secara langsung
sudah melakukan pelestarian itu, keberlanjutan dari pelestarian relatif
terjamin," katanya.
Ia mengatakan, pelestarian tidak perlu menekankan kepada
institusi yang bersangkutan. Iinstitusi hanya bersifat memfasilitasi
masyarakat.Semua itu yang disebut koeksistensi yaitu antara yang dilestarikan
dan yang melestarikan mendapatkan manfaat.
"Dalam melestarikan bangunan pusaka, kita menggunakan
pariwisata sebagai alat untuk memberikan kemanfaatan.Namun demikian, dalam
menggunakan pariwisata ini harus dirancang secara hati-hati, jangan
berkelebihan.Misalnya, Candi Borobudur dan Prambanan itu daya dukungnya
terbatas," katanya.
"Karena merasa enak memperoleh manfaat dari pariwisata,
semua wisatawan berapa pun jumlahnya yang berkunjung ke Candi Borobudur
dan Prambanan diterima dan tidak dibatasi. Nanti jika wisatawan yang datang ke
candi itu banyak jumlahnya ya pengelola harus membatasinya dengan mengatur
kunjungan, misalnya dalam periode dan jam tertentu hanya diperbolehkan sejumlah
wisatawan naik ke candi dan yang lainnya harus antre dulu," katanya.
Sementara itu, Dirut PT Taman Wisata Candi
Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Purnomo mengatakan, pihak manajemen dalam
upaya melestarikan bangunan candi terutama di Candi Borobudur membuat aturan
bahwa pengunjung harus mengenakan kain batik dan sandal yang alasnya lunak jika
ingin naik ke bangunan candi.
"Kain batik dimaksudkan untuk menghormati bangunan
tersebut dan sandal yang alasnya lunak untuk menjaga agar batu candi tidak
lekas aus kegesek sol sepatu atau sandal yang
keras,"katanya.Menurut dia, untuk mengenalkan kedua candi tesebut,
pihaknya menggencarkan promosi baik di dalam maupun di luar negeri. Promosi di
luar negeri antara lain mengikuti pameran pasar wisata di negara-negara Eropa
dan Asia Pasifik.
"Kami melakukan promosi di kawasan
Asia yaitu di antaranya Korea, Jepang, Malaysia,Thailand, dan Singapura.
Sementara promosi di Jawa dengan mendatangi sekola2h-sekolah,"katanya.
Ia mengatakan, pada saat pascaerupsi
Gunung Merapi akhir 2010, justru wisatawan Nusantara khususnya wisatawan siswa
sekolah berbondong-bondong mengunjungi Candi Borobudur dan Prambanan.
"Bagi kami, kedatangan mereka sangat
membanggakan sebab di saat kunjungan wisatawan, sepi justru mereka yang
datang.Mereka merupakan generasi muda yang menghargai budaya bangsa
sendiri," katanya.

KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Saat
ini, Borobudur telah menjadi obyek wisata yang
menarik banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara.Selain itu, Candi
Borobudur telah menjadi tempat suci bagi penganut Buddha di Indonesia dan
menjadi pusat perayaan tahunan paling penting penganut Buddha yaitu
Waisak.Banyak wisatawan baik mancanegara ataupun lokal yang penasaran dengan
keajaiban candu Borobudur. Candi Borobudur kaya akan pemandangan dan kebudayaan
yang harus dilestarikan. Dimana perjalanan wisata yang telah saya lakukan
membawa hasil atau manfaat yang sangat besar dan berharga bagi kehidupan saya.Walaupun
dalam perjalanan tersebut terdapat beberapa kekurangan, tetapi hal itu dapat
ditutupi oleh rasa kebersamaan dan kenangan indah yang telah saya lalui bersama
teman-teman dan guru.
B.
Saran
a. Perlu
dijaga keutuhan, kelestarian dan keindahan candi Borobudur sebagai obyek wisata
yang kaya akan cerita dan nilai sejarah.
b.
Perlu
perawatan yang lebih dan kebersihan candi Borobudur pasca erupsi merapi karena
banyak batu candi yang terkena abu vulkanik.

c. Keamanan,
kenyamanan, dan keramahan pelaku obyek wisata candi Borobudur agar lebih
ditingkatkan demi kenyamanan pengunjung yang datang ke candi Borobudur.
Dengan ini saya
akhiri laporan perjalanan wisata tour Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dan saya
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, karena saya telah
berusaha dengan sebaik-baiknya.

http://id.wikipedia.org/wiki/zat-kimia/
0 komentar:
Posting Komentar